Setiap Nabi Memiliki Doa Yang Mustajab
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Setiap Nabi Memiliki Doa Yang Mustajab adalah bagian dari kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab الجمع بين صحيحين (Al-Jam’u Baina As-Sahihain) yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. pada 29 Muharram 1441 H / 29 September 2019 M.
Download Kitab Al-Jam’u Baina As-Sahihain – Format PDF di sini
Kajian Hadits Tentang Setiap Nabi Memiliki Doa Yang Mustajab
Hadits yang ke-74. Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ يَدْعُو بِهَا، وَأُرِيدُ- وفي رواية: إن شاء الله -أَنْ أَخْتَبِئَ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي فِي الآخِرَةِ
“Setiap Nabi memiliki doa yang mustajab yang ia berdoa dengannya, dan aku ingin -dalam satu riwayat: insyaAllah- untuk mengakhirkan doaku sebagai syafaat untuk umatku nanti di akhirat.”
Dalam riwayat Muslim:
فَهِيَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا
“Maka ia akan didapat -insyaAllah- oleh orang yang meninggal dari umatku dalam keadaan tidak mempersekutukan Allah sedikitpun juga.”
Hadits ini menunjukkan bahwa setiap Nabi memiliki doa yang mustajab (didengar oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala).
Hadits ini juga menunjukkan akan kasih sayang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada umatnya. Dimana beliau tidak mempercepat doa mustajab beliau untuk umatnya di dunia. Tapi beliau sembunyikan/akhirkan nanti di akhirat dengan berbentuk syafa’at. Dimana doa Nabi sudah dijelaskan dalam hadits sebelumnya tentang kisah kaum mukminin mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dimana Rasulullah berdoa kepada Allah, “Ya Allah, umatku Ya Allah..” Sampai akhirnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meminta kepada Allah supaya Allah mengeluarkan semua orang yang wafat diatas Laa Ilaaha Illallah. Dan ternyata Allah mengabulkan doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Ini menunjukkan kasih sayang Rasulullah kepada umatnya. Untuk mengakhirkan doa atau syafa’atnya untuk umatnya pada hari kiamat nanti.
Faedah Hadits Setiap Nabi Memiliki Doa Yang Mustajab
Keutamaan orang yang wafat di atas tauhid
Bahwasannya ia akan mendapatkan syafa’at Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sudah kita bacakan juga haditsnya ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meminta kepada Allah untuk umatnya, untuk semua yang wafat di atas Laa Ilaaha Illallah agar dikeluarkan dari api neraka.
Lihat: Pembahasan Hadits Tentang Syafaat
Maka Allah berfirman:
وَعِزَّتـــِيْ وَجَلاَلِيْ لأُخْرِجَنَّ مِنَ النــَّارِ مَنْ قَالَ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ
“Demi kemuliaanKu, demi keagunganKu, sungguh pasti Aku akan keluarkan dari api neraka orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah.” (HR. Muslim)
Ini keistimewaan luar biasa. Cuma kita berusaha bagaimana caranya kita wafat di atas Laa Ilaaha Illallah. Jauhi perkara-perkara yang bisa membatalkan Laa Ilaaha Illallah berupa kesyirikan dan pembatal-pembatal Islam yang lainnya.
Makanya kita penting mempelajari betul-betul secara mendalam tentang tauhid, tentang syirik. Sebab kalau kita tidak belajar bagaimana kita akan bisa memahami? Para Nabi, para Rasul, semua berdakwah kepada tauhid bukan dalam jangka waktu yang pendek, tapi dalam jangka waktu yang sangat panjang sekali. Karena tauhid itu bukan sebatas pengetahuan. Yang terpenting dari tauhid itu aplikasi.
Orang belajar tauhid sebatas pengetahuan tapi terkadang aplikasinya masih kurang. Masih kurang tawakalnya kepada Allah, masih takut tidak kebagian rezeki ketika ia tahu usahanya haram, masih ia menggantungkan pengharapannya kepada manusia, hal-hal seperti itu bisa mengurangi kesempurnaan tauhid Laa Ilaaha Illallah.
Bab Nabi Pemberi Peringatan
Hadits yang ke-74. Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu berkata bahwa ketika Allah turunkan ayat [وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ (berikan kepada kerabatmu yang paling dekat)] dan keluargamu diantara mereka yang diikhlaskan, keluarlah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka Nabi naik ke bukit shafa lalu Nabi berteriak, “Yaa Shabaa haah.” Mendengar itu orang-orang Quraisy berkata, “Siapa orang yang berteriak ini?” Maka mereka semua berkumpul kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخْبَرْتُكُمْ أَنَّ خَيْلًا تَخْرُجُ مِنْ سَفْحِ هَذَا الجَبَلِ ، أَكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ؟
“Bagaimana pendapat kalian jika aku mengabarkan kepada kalian bahwa di belakang bukit ini ada pasukan yang hendak menyerang kalian, apakah kalian percaya kepada ucapanku?”
Berkatalah orang-orang Quraisy itu, “Kami tidak pernah mengetahui engkau berkata dusta sekalipun Hai Muhammad.”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terkenal sekali akan kejujuran dan amanahnya.
Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
فَإِنِّي نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ
“Maka sesungguhnya aku memberikan peringatan kepada kalian di depan adzab Allah yang sangat keras sekali.”
Rupanya mendengar itu paman Rasulullah yang bernama Abu Lahab marah dan berkata, “Celaka kamu, engkau tidak mengumpulkan kami kecuali untuk ini saja?” Kemudian Abu Lahab pun pergi. Maka Allah pun turunkan firmanNya:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ ﴿١﴾ مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ ﴿٢﴾ سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ ﴿٣﴾ وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ ﴿٤﴾ فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِّن مَّسَدٍ ﴿٥﴾
Faedah hadits Nabi Pemberi Peringatan
Wajibnya mendakwahi keluarga sebelum yang lain
Allah juga berfirman:
قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.” (QS. At-Tahrim[66]: 6)
Maka kita dalam memperbaiki diri kita coba banyak fokus kepada keluarga dulu sebelum yang lain. Bukan berarti yang lain tidak, tapi yang kita berusaha untuk usahakan adalah keluarga kita sendiri.
Rasul terkenal dengan akhlaknya
Sebelum beliau diutus menjadi Nabi dan Rasul, beliau terkenal dengan akhlaknya yang luar biasa. Beliau terkenal akan amanahnya, kejujurannya, sampai-sampai Khadijah saja -istri ya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam- ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pulang dari gua Hira dalam keadaan ketakutan karena mendapat wahyu yang pertama, Khadijah berkata, “Allah tidak akan mungkin menghinakan kamu.” Kemudian Khadijah menyebutkan akhlak-akhlak Rasulullah yang luar biasa, “Engkau suka menyambung silaturahim, engkau suka menghormati para tamu, engkau suka membantu orang-orang susah, engkau senantiasa membantu dalam perkara kebenaran.”
Maka terkadang seorang dai penting sebelum dia berdakwah kepada sebuah masyarakat, akhlak kita perlihatkan yang baik kepada masyarakat. Karena yang pertama kali dilihat oleh masyarakat adalah akhlaknya. Meskipun seseorang Profesor, Doktor, tapi kalau akhlaknya jelek masyarakat tidak suka.
Maka sebelum Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diutus menjadi Nabi dan Rasul, beliau sudah terkenal dengan akhlaknya yang mulia. Ini yang kita butuhkan dalam berdakwah. Karena masyarakat yang awam tidak melihat dari sisi keilmuan, tapi melihat kepada sikap kita.
Kebenaran risalah Nabi Muhammad
Ketika Allah turunkan firmanNya:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ ﴿١﴾…
“Celaka kedua tangan Abu Lahab dan celakalah.” (QS. Al-Lahab[111]: 1)
Dan ternyata Abu Lahab benar meninggal dalam keadaan kafir. Sehingga ini menunjukkan yang dibawa Rasulullah adalah benar-benar akan terjadi. Itu menunjukkan akan kebenaran risalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan bahwasannya Al-Qur’an ini benar. Karena Al-Qur’an jauh-jauh hari sebelum Abu Lahab meninggal sudah menyatakan bahwa Abu Lahab pasti celaka dan ternyata benar-benar celaka.
Tidak menyukai dakwah
Bahwa dakwah, pasti ada orang-orang yang tidak menyukai. Bahkan terkadang dari kerabat kita sendiri. Itu sudah sunnatullah. Kalau kita pengen dakwah tapi tidak pengen dimusuhi orang, ini suatu hal yang susah.
Ada dai yang ingin mendapat follower banyak, banyak dai yang dia pikirkan bagaimana supaya banyak pengikutnya. Akhirnya di sana senang, di sini senang, di mana-mana hatiku senang, tidak apa-apa, ini boleh itu boleh.
Ketika kita menyampaikan kebenaran harus siap-siap dibully, kita mendakwahkan kebenaran memang harus siap-siap banyak orang tidak suka kepada kita. Maka kita yang berdakwah harus punya sifat pemberani atau keberanian untuk berpegang kepada kebenaran, keberanian untuk menyampaikan kebenaran kepada manusia. Karena ketika kita menyampaikan kebenaran pasti saja akan ada orang yang tidak suka dan yang lainnya. Bahkan terkadang dari keluarga sendiri.
Hadits selanjutnya, hadits ke-76. Simak penjelasan yang penuh manfaat pada menit ke-18:32
Download MP3 Kajian Hadits Tentang Pembahasan Hadits Tentang Syafaat
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48171-setiap-nabi-memiliki-doa-yang-mustajab/